Analisis tentang Inflasi - Bahagia Itu Sederhana

Analisis tentang Inflasi


ANALISIS TENTANG INFLASI BAHAN PANGAN
    Menurut kelompok kami inflasi bahan pangan yang terjadi di indonesia tidak sesuai dengan pancasila karena pada sila kelima sudah disebutkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, artinya masyarakat indonesia harus mendapatkan jaminan kesejateraan dalam hidupnya oleh pemerintah. Tetapi pada faktanya jika harga BBM dinaikan oleh pemerintah maka semua harga bahan pangan otomatis juga akan naik harganya dan itu bisa menyebabkan berbagai permasalahan tentunya pada kebutuhan bahan pangan masyarakat indonesia serta juga akan membuat masyarakat tidak bisa memperoleh kesejahteraan dalam kehidupannya. Inflasi telah menjadi momok dalam perekonomian. Inflasi selain menggerogoti tingkat kesejahteraan masyarakat, juga menjadi beban pemerintah dalam mengelola makro ekonomi dan fiskalnya. Indonesia memiliki siklus tahunan yang memberikan kontribusi terhadap pembentukan tingginya inflasi. Seperti bulan Ramadhan, tahun ajaran baru, dan akhir tahun atau awal tahun. Siklus tersebut seolah sudah menjadi tradisi, namun hingga kini pemerintah tidak memiliki formula yang dapat mengerem laju kenaikan inflasi pada momen tersebut.
    Faktor penyebab terjadinya inflasi:
  •  Demand Pull Inflation, atau Demand-Side Inflation, atau Demand Shock Inflation
Demand Shock Inflation atau biasa disebut Inflasi Guncangan Permintaan atau inflasi tarikan permintaan adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya daya tarik dari permintaan masyarakat terhadap berbagai barang yang terlalu kuat. Inflasi jenis ini biasa dikenal juga dengan istilah Philips Curve Inflation. Inflasi ini dipicu oleh adanya interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa domestic dalam jangka panjang yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.
Inflasi ini biasa terjadi pada masa perekonomian yang tumbuh dengan cepat. Adanya kesempatan kerja yang tinggi menimbulkan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menyebabkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini pada akhirnya dapat menimbulkan inflasi.
Untuk di Negara Indonesia terjadinya demand pull inflation disebabkan oleh tingginya permintaan barang dan jasa relative terhadap ketersediannya. Artinya barang dan jasa yang diminta relative tinggi dibanding ketersediaan barang dan jasa yang diminta. Dalam makro ekonomi inflasi ini digambarkan dengan output rill yang melebihi output potensial, atau permintaan total, atau aggregate demand lebih besar daripada kapasitas perekonomian.
  • Cost Push Inflation, atau Supply-Side Inflation, atau Supply Shock Inflation
Supply Shock Inflation atau biasa disebut inflasi guncangan penawaran atau inflasi desakan biaya adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya guncangan atau dorongan kenaikan biaya factor-faktor produksi secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi ini terjadi akibat didesak oleh naiknya biaya dari factor produksi.
Inflasi desakan biaya biasa terjadi pada masa perekonomian yang sedang tumbuh pesat dengan pengangguaran yang relative rendah. Di sini supply tenaga kerja sangat terbatas. Adanya permintaan yang tinggi pada barang produksi terhadap perusahaan, sementara jumlah tenaga kerja terbatas. Perusahaan akan menaikkan produksi dengan memberi upah atau gaji lebih tinggi dan mencari karyawan baru dengan tawaran upah atau gaji yang relative tinggi.
Kebijakan ini menimbulkan biaya produksi menjadi tinggi, sehingga harga barang atau produk menjadi lebih tinggi juga.
Kenaikan biaya dari factor produksi dapat diakibatkan oleh depresiasi atau turunnya nilai tukar mata uang domestic terhadap mata uang asing. Bahan baku dan barang dari luar negeri menjadi lebih malah di dalam negeri. Terjadinya inflasi di luar negeri, khususnya Negara-negara patner dagang. Inflasi luar negeri naik menyebabkan bahan baku atau barang atau produk dari luar negeri menjadi naik.
Inflasi guncangan penawaran dapat pula terjadi akibat negative supply shock. Penurunan penawaran ini dapat disebabkan oleh bencana alam, atau hal lain. Selain itu inflasi supply shock dapat terjadi kerena pemerintah menaikkan harga-harga komoditi tertentu.
  •  Mixed Inflation, Inflasi Campuran
Inflasi campuran merupakan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan permintaan dan kenaikan penawaran. Perilaku permintaan dan penawaran tidak setimbang. Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, hal ini mengakibatkan factor produksi dan penyediaan barang menjadi turun. Sementara substitusi atau barang pengganti terbatas atau bahkan tidak ada. Keadaan ini, pada akhirnya menyebabkan harga menjadi naik. Inflasi ini menjadi semakin sulit dikendalikan atau diatasi, ketika kenaikan supply lebih tinggi atau setidaknya sama dengan kenaikan demand.
  •  Expected Inflation, Inflasi Ekspektasi.
Inflasi ekspektasi adalah inflasi yang terjadi akibat adanya perilaku masyarakat secara umum yang bersifat adatif atau forward looking. Dalam hal ini, masyarakat menilai bahwa di masa yang akan datang kondisi ekonomi menjadi semakin baik dari masa sebelumnya.
Harapan masyarakat ini dapat menyebabkan terjadinya demand pull inflation maupun cost push inflation. Hal ini tergantung pada harapan masyarakat yang mana yang akan lebih baik dan bagaimana kondisi persediaan barang dan factor produksi saat itu dan masa datang. Inflasi jenis ini relative sulit untuk dideteksi secara pasti, sehingga kejadiannya kurang diperhatikan.

Penyebab terjadinya inflasi pada bahan pangan :
  • Naiknya harga BBM di negara indonesia,
  • Terjadinya inflasi pada listrik,
  • Terjadinya kenaikan permintaan konsumen maupun berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu kenaikan konsumsi atau bahkan spekulasi,
  • Hasil panen yang sedikit sedangkan pesanan di butuhkan sangat banyak,
  • Terjadinya gunung meletus sehingga mempengaruhi hasil panen pada di dataran tinggi,
  • Terjadinya angin puting beliung yang membuat para petani gagal panen,
  • Mahalnya obat – obatan untuk membuat tanaman menjadi subur di bidang pertanian, dan
  • Mahalnya obat – obatan di bidang pertenakan,
  • Adanya kenaikan harga barang-barang impor.

Dampak Inflasi Terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat

Dampak positif:
  • Masyarakat bisa mendapatkan subsidi dari pemerintah,
  • Peredaran / perputaran barang lebih cepat,
  • Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah,
  • Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi,
  • Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecil.
  • Dampak Negatif :
  • Harga barang-barang dan jasa naik,
  • Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang,
  • . Menimbulkan tindakan spekulasi,
  •  Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar,
  •  Kesadaran menabung masyarakat berkurang.

Pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dan yang menderita kerugian akibat terjadinya Inflasi

Pihak-pihak yang diuntungkan :

  1. Para pengusaha, yang pada saat sebelum terjadinya inflasi, telah memiliki stock/persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah besar
  2. Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan memainkan harga barang. Cara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar,
  3. Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi, dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat menguntungkan mereka,
  4. Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik, sehingga nilai riilnya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi. Misalnya, para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR BTN naik, sedangkan jumlah angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak ikut dinaikkan.

Pihak-pihak yang dirugikan :
  1. Para konsumen, karena harus membayar lebih mahal, sehingga barang yang diperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengan sebelum terjadinya inflasi,
  2. Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkan kenaikan penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan,
  3. Para pemborong atau kontraktor, karena harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup pengeluaran-pengeluaran yang diakibatkan terjadinya inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang dikerjakan,
  4. Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi. Misalnya, sebelum inflasi, pinjaman Rp 500.000,00 = 25 gram emas, sesudah inflasi = 20 gram emas,
  5. Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi. Di samping itu akibat naiknya harga barang-barang dan jasa, nilai uang yang ditabung menjadi lebih rendah/turun, jika dibandingkan dengan sebelum terjadi inflasi.
Don't forget to join in http://santaiku.tk

Belum ada Komentar untuk "Analisis tentang Inflasi "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel